Headlines News :
Home » , » INCREASE CARING BEHAVIOUR IN PROVIDING NURSING CARE BY MOTIVATION AND PERSONALITY NURSING STUDENT

INCREASE CARING BEHAVIOUR IN PROVIDING NURSING CARE BY MOTIVATION AND PERSONALITY NURSING STUDENT

Written By SMK AL HAMIDY BANYUANYAR on Senin, 24 Maret 2014 | 02.57.00

Nursing student is a unique subject, when the nursing student implement clinical practice they must play and role and be responsible as a nurse. Nursing student are expected to showing a good caring behaviour. Previous research was perform to the nurse. The purposive of this research was to analyze corellation of motivation and personality nursing student with caring behaviour in providing nursing care. This research used cross sectional design. The population was all nursing student who implement clinical practice at the 2nd semester, the sample has ben taken as much as 104 respondent according to inclusion criteria. The independen variabel was motivation and personality according to the big five personality theory and the dependent variabel was nurses caring behaviour. The instrument of this research was used questioner and the corelation of motivation and personality nursing student with caring behaviour were analyzed using logistic regresion with level of significance of < 0,05. Result showed that caring behaviour can be explained by the motivation of student. The value of test p=0.000 it showed that motivation have corellation with caring behaviour. The nursing student as a perspective nurse must have a strong motivation. A good motivation is used to establish good behaviour will manifest a persons personality from their encouragement. Keywords: motivation, personality, BFP, caring Behavior Latar Belakang Sebelum melaksanakan tugas sebagai suatu profesi yang utuh saat lulus dari akademi keperawatan, terlebih dahulu seorang mahasiswa harus mengikuti serangkaian kegiatan, salah satunya adalah praktik klinik keperawatan (PKK). Mahasiswa PKK merupakan suatu subjek unik, di mana dalam posisi seperti itu, seorang mahasiswa selain dituntut untuk belajar (aplikasi teori) mereka juga dituntut untuk menjadi perawat (pemberi asuhan keperawatan) yang sebenarnya. Bagaimanapun bentuknya, mahasiwa praktik klinik keperawatan (PKK) dalam melaksanakan tugasnya tetap harus memperhatikan tugas dan tanggung jawab seorang perawat terutama dalam memberikan asuhan keperawatan yang baik dan benar kepada pasien. Mahasiswa praktik harus menguasai teori dan bekerja sesuai dengan teori yang mereka peroleh untuk diaplikasikan di lapangan, dilaksanakan dengan menyesuaikan dengan keadaan pasien, baik itu budaya maupun karakter pasien yang lainnya. Kenyataannya, masih banyak mahasiswa PKK melupakan unsur tersebut. Fakta di lapangan yang diperoleh melalui survey awal terhadap beberapa mahasiswa yang dipilih secara acak menunjukan masih banyak mahasiswa hanya memandang PKK sebagai suatu syarat dalam pendidikan akademika. Kebanyakan mahasiswa kurang serius dalam melayani pasien. Banyak mahasiswa yang saling menyuruh sesama mahasiswa saat pasien membutuhkan bantuan. Hal ini sangat diperjelas saat kebanyakan pasien menolak jika yang mendatangi mereka bukan perawat senior, melainkan mahasiswa praktik klinik keperawatan, dengan alasan pelayanan yang diberikan oleh mahasiswa dilakukan asal-asalan. Fakta tersebut menunjukan perilaku caring yang dibentuk oleh mahasiswa kurang utuh sebagaimana mestinya yang diharapkan. Yayasan Perlindungan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI) melaporkan selama kurun waktu 1998-2012 menerima sekitar 700 pengaduan masyarakat soal buruknya pelayanan kesehatan. Masyarakat lebih kritis untuk memilih pelayanan, meskipun jumlah rumah sakit di Indonesia cukup namun mutu pelayanan masih belum sesuai dengan harapan masyarakat. Setiap tahun, tak kurang dari 600 ribu pasien Indonesia berobat ke luar negeri dengan tujuan Singapura, Malaysia, Tiongkok, India, Australia, Jerman, dan Amerika Serikat. Survei tim Keperawatan - HPEQ Dikti yang dilakukan pada tahun 2010 dan 2011 di 32 Propinsi tentang Standar Kompetensi Perawat di berbagai wilayah Indonesia untuk memperoleh gambaran kebutuhan masyarakat/klien tentang Keperawatan. Survei dilakukan terhadap Direktur RS, Jajaran Manajemen RS, Perawat Pelaksana dan Klien/ masyarakat yang dirawat di Rumah Sakit dan di Puskesmas diperoleh hasil 97,4% menyatakan bahwa perawat yang diinginkan adalah perawat yang memiliki kompetensi perawat profesional. Hasil survey yang dilakukan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Akper Pemkab Pamekasan tahun 2011 tentang kepuasan instansi pelayanan kesehatan di Madura terhadap lulusan Akper Pemkab Pamekasan dengan sampel 3 Rumah Sakit Kabupaten Sampang, Pamekasan, dan Sumenep serta 10 Puskesmas se-Pamekasan menunjukan sebanyak 2,3% responden sangat tidak Puas, 17,65% responden menyatakan tidak puas, 72,3% menyatakan puas, serta 7,75% menyatakan sangat puas dengan lulusan Akper Pemkab Pamekasan. Dari hasil evaluasi yang dilakukan terhadap CI atau pembimbing klinik mahasiswa PKK Akper Pemkab Pamekasan di Ruang Zal-A, Zal-B, Zal-C, Zal-D, Zal-E, ICU, IRD RSUD. Dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan serta 10 Puskesmas di Pamekasan tentang kinerja mahasiswa praktik klinik keperawatan I Akper Pemkab Pamekasan diketahui sebanyak 60% responden (pembimbing klinik) menyatakan tidak puas, 23% pembimbing klinik menyatakan puas, dan 17% sangat puas dengan kinerja mahasiswa. Hasil survey yang diperoleh tentang aspek pelaksanaan praktik sehari-hari menggambarkan kurangnya mahasiswa dalam menemui dan melayani pasien. Dari pertanyaan terbuka yang diberikan, kebanyakan pembimbing klinik mengatakan mahasiswa kurang punya inisiatif untuk mendekati pasien, mahasiswa juga dinilai kurang memahami teori yang dibutuhkan selama mereka praktik. Mahasiswa hanya menunggu perintah untuk melaksanakan tindakan, terlalu banyak menghabiskan waktu di ruangan dan bukan menghadapi pasien, padahal harapan mereka mahasiswa memiliki semangat dalam menemui pasien serta berusaha mencari tahu bagaimana memberikan asuhan keperawatan dengan baik dan benar melalui perilaku caring kepada pasien. Perkembangan ilmu pengetahuan menunjukan bahwa perilaku caring perawat tidak hanya dipengaruhi oleh motivasi, namun juga dipengaruhi oleh kepribadian setiap manusia. Berdasarkan penjelasan teori tersebut, diduga ada hubungan keperibadian seseorang dengan perilaku caring. Motivasi mempengaruhi perilaku individu (perawat), di mana perawat itu sendiri merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku caring. Proses bimbingan yang dilakukan oleh Pembimbing dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien selama ini masih belum maksimal, kebanyakan pembimbing masih lebih menekankan kepada proses dokumentasi bukan pada tindakan, selain itu kurangnya motivasi untuk memberikan asuhan keperawatan serta kepribadian mahasiswa yang belum terbentuk sebagaimana perawat yang sebenarnya menyebabkan mahasiswa merasa kurang perlu untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab mahasiswa praktik klinik keperawatan sebagaimana seorang perawat. Hal ini tentunya akan mempengaruhi beberapa pihak, pihak pertama adalah di instansi itu sendiri. Lembaga pelayanan kesehatan akan mengalami penurunan kepercayaan dari pasien atas pelayanan yang diberikan proses yang. Kedua jika hal tersebut tetap berlangsung, instansi/ lembaga pendidikan akan mengalami penurunan kualitas, karena perilaku caring yang kurang benar akan menimbulkan stigma negatif dari lembaga atau lahan praktik terhadap instansi pendidikan terkait. Memiliki motivasi yang kuat serta kepribadian yang baik merupakan modal awal perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang baik dan benar melalui perilaku caring. Usaha meningkatkan motivasi serta membentuk kepribadian mahasiswa praktik klinik keperawatan bukan hanya tugas lembaga pendidikannya saja, namun partisipasi aktif dari pembimbing klinik maupun seluruh perawat sangat dibutuhkan. Proses bimbingan, baik oleh pembimbing akademik maupun pembimbing ruangan harus dimaksimalkan. Pembimbing harus mengajarakan kepada mahasiswa agar lebih banyak berinteraksi dengan pasien. memahami pasien dengan meningkatkan rasa empati dalam membina hubungan terapeutik dengan pasien. Hal yang bisa dilakukan selain mendapatkan pendidikan akademik dan lapangan, hendaknya mahasiswa diberikan pembinaan mental dan spiritual yang kuat dalam meningkat kualitas asuhan keperawatan melalui perilaku caring mahasiswa. sehingga perilaku caring mahasiswa bisa dimaksimalkan. Penelitian yang dilakukan selama ini sering dilakukan kepada perawat, tentang hubungan motivasi dan kepribadian dengan perilaku caring. Penelitian yang melibatkan mahasiswa praktik klinik keperawatan di Akademi Keperawatan Pemkab Pamekasan belum pernah dilakukan. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan motivasi dan kepribadian dengan perilaku caring mahasiswa keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan. Metode Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, yaitu penelitian yang menekankan waktu pengukuran/ observasi data variabel independen (bebas) dan dependen (terikat) hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2013). Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian correlational study, yaitu jenis penelitian yang mengkaji hubungan antar variabel (Notoatmojo, 2002). Peneliti melakukan pengukuran dengan observasi kedua variabel pada satu saat, tanpa ada tindak lanjut setelah peneliti melakukan observasi terhadap mahasiswa praktik klinik keperawatan Akper Pemkab Pamekasan Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat I (Semester II) Akper Pemkab Pamekasan yang sedang menjalani Praktik Klinik Keperawatan berjumlah 140 Orang. Besar sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini diambil dari sebagian populasi sesuai dengan kriteria inklusi diambil dengan cara Nonprobability sampling jenis Purposive Sampling. Penelitian ini dilakukan menggunakan instrumen kuesioner pada mahasiswa praktik. Instrumen yang digunakan ini menggunakan kuesioner skala likert untuk motivasi adopsi kuesioner Mangkunegara (2005), BFI (Big Five Inventory) untuk mengukur kpribadian, serta menggunakan Care-Q (the nurse behaviour caring study) untuk mengukur perilaku caring Hasil uji validitas menunjukan hasil pertanyaan nomor 2, 4, dan 10 tidak valid. Pertanyaan tersebut kemudian diganti menggunakan bahasa yang lebih sederhana, kemudian diujikan ulang kepada 20 orang mahasiswa. hasil uji validitas menunjukan hasil korelasi > 0,3 berarti semua item pertanyaan sudah valid. Uji reabilitas yang diterapkan pada variabel motivasi diperoleh nilai alpha cronbach 0,770 menunjukan bahwa instrumen reliabel. Penelitian yang dilaksanakan ini berlokasi di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Pamekasan dengan waktu penelitian yaitu tanggal 1-30 Desember 2013 Penelitian ini menggunakan Pengujian Regresi Logistik, hal ini digunakan untuk melihat hubungan antara motivasi dan kepribadian dengan perilaku caring mahasiswa praktik klinik keperawatan Hasil penelitian distribusi responden berdasarkan kepribadian di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Pamekasan Tahun 2013 diketahui sebagian besar (79%) responden atau sebanyak 82 mahasiswa memiliki trait ekstraversi tinggi. Sebagian kecil (24%) responden memiliki trait neurotisme tinggi distribusi responden berdasarkan perilaku caring di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Pamekasan Tahun 2013 diketahui bahwa sebagian besar (59%) responden atau sebanyak 61mahasiswa memiliki perilaku caring aspek penjelasan dan kemudahan yang baik. Sebagian kecil (19%) responden memiliki perilaku caring aspek kenyamanan yang kurang sebanyak 52 responden yang mempunyai motivasi kuat memiliki perilaku caring yang baik. Tidak satupu responden yang memiliki motivasi sedang dan motivasi lemah memiliki motivasi yang baik. Untuk menginterpretasikan variabel kepribadian, dilakukan pemilahan ke lima trait. Trait ekstraversi, keramahan, keterbukaan, dan ketekunan mempunyai arah positif artinya semakin tinggi nilainya, maka semakin tinggi pula kepribadiannya. Untuk trait neurotisme skoring diberikan kebalikannya, sehingga semakin seseorang memiliki trait neurotisme, maka semakin rendah skor untuk trait ini. Dari tabel 5.9 di atas, dapat diketahui sebanyak 47 responden yang mempunyai kepribadian skor tinggi memiliki perilaku caring yang baik. Sebagian kecil responden atau sebanyak 2 orang responden yang memiliki kepribadian skor tinggi memiliki perilaku caring yang kurang Uji statistik menunjukan hasil p = 0.000 pada tabel omnibus test menunjukan bahwa secara umum perilaku caring dapat dijelaskan oleh motivasi dan kepribadian mahasiswa, Tabel model summary menunjukan nilai Negelkerke R Square sebesar 0.597 menunjukan variasi perilaku caring dapat dijelaskan oleh variabel motivasi dan kepribadian sebesar 59.7%. Uji statistik secara simultan antara motivasi mahasiswa dan kepribadian dengan perilaku caring menggunakan uji regresi logistik menunjukan nilai Exp (B) variabel kepribadian mahasiswa sebesar p = 1.557 > 0.1 artinya variabel kepribadian mahasiswa tidak berpengaruh terhadap perilaku caring, sehingga kepribadian mahasiswa dikeluarkan dari model. Uji regresi logistik tanpa memasukan variabel kepribadian mahasiswa menunjukan nilai Negelkerke R Square pada tabel Model Summary sebesar 0.596, artinya variabel perilaku caring dapat dijelaskan oleh motivasi sebesar 59.6%. Nilai overall percentage dari Classification Table sebesar 92.3, artinya perilaku caring dapat dijelaskan oleh motivasi dengan ketepatan prediksi sebesar 92.3%. Nilai sig. Variabel motivasi1 (1) sebesar p = 0.000 dan motivasi1 (2) p= 0.000 artinya variabel perilaku caring hanya bisa dijelaskan oleh motivasi mahasiswa saja. Nilai Exp (B) tabel Variable in The Equation memberikan kesimpulan bahwa mahasiswa dengan motivasi sedang mempunyai perilaku caring 49.000 kali lebih besar daripada mahasiswa yang memiliki motivasi lemah. Mahasiswa dengan motivasi yang kuat mempunyai perilaku caring 198.000 kali lebih besar daripada mahasiswa yang memiliki motivasi lemah. Pembahasan Hasil penelitian menunjukan sebanyak 52 responden yang mempunyai motivasi kuat memiliki perilaku caring yang baik. Tidak satupun responden yang memiliki motivasi sedang dan motivasi lemah memiliki motivasi yang baik. Sebanyak 47 responden yang mempunyai kepribadian skor tinggi memiliki perilaku caring yang baik. Sebagian kecil responden atau sebanyak 2 orang responden yang memiliki kepribadian skor tinggi memiliki perilaku caring yang kurang Menurut Watson (1979) dalam Tomey Marriner (2006), dia menunjuk caring sebagai sentral dari keperawatan. Caring adalah moral ideal yang tidak hanya berupa perilaku berorientasi tugas, namun juga mencangkup beberapa karakteristik seperti actual caring occasion dan transpersonal caring momment, merupakan perwujudan adanya authentic caring relationship antara perawat dan pasien Caring science merupakan suatu orientasi human science dan kemanusiaan terhadap proses, fenomena, dan pengalaman human caring. Caring science seperti juga science lainnya, meliputi seni dan kemanusiaan. Transpersonal caring mengakui kesatuan dalam hidup dan hubungan yang terdapat dalam lingkaran caring yang konsentrik dari individu, pada orang lain, pada masyarakat, dunia, planet bumi, serta alam semesta (Watson, 1979) Praktik klinik keperawatan merupakan suatu dimensi baru bagi mahasiswa tingkat I Akademi Keperawatan Pamekasan. Praktik klinik keperawatan merupakan sesuatu yang baru yang dialami mahasiswa. banyak pengalaman yang mereka belum dapatkan sebelumnya yang mereka dapatkan. Praktik klinik menuntut mahasiswa untuk bisa menjadi perawat sebagaimana mestinya, mahasiswa dituntut untuk melakukan perilaku caring yang sesuai dengan ideal keperawatan. Mahasiswa banyak yang mengatakan bahwa dirinya belum siap menjalani praktik klinik keperawatan. Dari hasil angket yang diberikan dan dijelaskan dari hasil distribusi jawaban responden tentang motivasi mahasiswa dijelaskan bahwa pandangan mahasiswa praktik adalah sesuatu yang tidak ingin mereka lakukan (18%) Benar-benar tidak ingin mereka lakukan (46%) mereka masih ragu atas apa yang mereka jalani (15%) Senang mereka lakukan (4%) Benar-benar mereka senangi (17%). Aspek tersebut menunjukan tujuan awal mereka melakukan praktik. Jika mereka senang dalam melakukan prktik maka mereka akan memiliki motivasi yang baik, namun hasil interpretasi secara keseluruhan menunjukan bahwa sebagian besar (54%) responden atau sebanyak 56 mahasiswa memiliki motivasi yang baik. Sebagian kecil (16%) responden memiliki motivasi yang kurang. Hasil tersebut sebenarnya menjadi alasan mahasiswa memiliki komitmen atau target untuk menjalani praktik kllinik keperawatan dengan baik. Djamarah dan Zain (2002) menjelaskan bahwa motivasi intrinsik adalah motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Adanya motivasi yang baik yang seharusnya dimiliki oleh mahasiswa sangat diharapkan dapat mendorong mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan praktik klinik keperawatan dengan baik dan benar. Sehingga perilaku caring yang dihasilkan dapat terbentuk sesuai dengan yang diharapkan. Hasil uji statistik menunjukan bahwa mahasiswa dengan motivasi sedang memiliki perilaku caring 49.000 kalli lebih baik dibanding mahasiswa dengan motivasi lemah, sedangkan mahasiswa dengan motivasi kuat memiliki perilaku caring 198.000 kali lebih baik daripada mahasiswa yang memiliki motivasi lemah. Motivasi merupakan suatu dorongan yang dimiliki oleh seseorang. Motivasi mampu memberikan dorongan dalam membentuk perilaku seseorang, kepribadian seorang mahasiswa memang sudah ada dalam setiap mahasiswa, namun dengan niat yang benar serta adanya suatu keinginan (motivasi) yang kuat untuk melaksanakan praktik keperawatan baik itu atas kemauan diri sendiri (motivasi intrinsik) atau karena alasan tuntutan akademik maupun tempat praktik (motivasi ekstrinsik) mahasiswa mampu menunjukan perilaku caring yang baik. Kepribadian merupakan pola yang relatif menetap atau karakteristik dalam diri individu yang memberikan beberapa ukuran yang konsisten. Kepribadian ini dijelaskan oleh watson (1979) bahwa salah satu penentu perilaku caring perawat adalah faktor perawat dan faktor pasien. salah satu faktor perawat adalah motivasi dan kepribadian itu sendiri. Kepribadian terbentuk atas 5 trait (big five personality). Hasil penelitian yang ditemukan dari distribusi jawaban responden menunjukan dalam trait neurotisme diketahui sebanyak 18% (10 persen setuju dan 8% sangat setuju) responden mengalami depresi dalam menghadapi praktik klinik keperawatan, sebanyak 45% responden menyatakan memiliki emosi labil dan mudah marah. Sebanyak 40% responden menyatakan mudah gugup dalam menghadapi pasien. hal ini menjadi alasan mengapa kebanyakan mahasiswa enggan untuk menemui pasien. Teori yang disampaikan oleh Pervin & John (2011) memperkuat alasan bahwa trait neurotisme terdiri dari beberapa facet yaitu, kecemasan, kemarahan, depresi dan kerapuhan sangat mempengaruhi peroses pembentukan perilaku caring pada pasien. Menurut Oskui (2007), penentu utama perilakku caring adalah karakteristik pasien dan karakteristik perawat yang mana keduanya saling berinteraksi. Adanya hubungan antara kepribadian dengan perilaku caring sebenarnya pernah diakukan oleh Oskui (2007). Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa perawat dengat sifat spesifik tertentu lebih memiliki perilaku yang caring dan tahan dengan tikngkat stress kerja yang lebih tinggi. Hubungan antara kepribadian dan perilaku caring ini terkait dan saling berhubungan antara trait kepribadian dengan facet perilaku caring. aspek dalam karatif faktor tersebut adalah nilai kemanusiaan dan alturistik, mengajarkan agar orang lain percaya dan mempunyai pengharapan, peka pada diri sendiri dan orang lain. Membina hubungan saling percaya, jujur, empati pengekspresian perasaan positif dan negatif. Kepribadian merupakan hal yang dimiliki oleh setiap individu. Ia cenderung menetap dan tak mengalami perubahan, namun selain kepribadian ada faktor motivasi dalam diri setiap mahasiswa yang mampu menggerakkan perilaku mahasiswa menjadi perilaku yang baik. Uji statistik menunjukan bahwa motivasi mahasiswa mampu memberikan perilaku caring yang lebih baik tanpa terpengaruh oleh kepribadian yang memang sudah ada dalam diri individu mahasiswa. Motivasi mahasiswa mampu memberikan pengaruh yang lebih kuat kepada mahasiswa sehingga hal tersebut bisa memberikan perilaku caring caring yang lebih baik kepada pasien. Kurikulum yang diberikan kepada mahasiswa sebenarnya sudah mencangkup aspek perilaku caring, hanya saja banyak evaluasi yang kurang. Pelaksanaan evaluasi mata kuliah sebenarnya tidak hanya terbatas pada mata kulah yang berhubungan dengan konsep sehat-sakit saja, namun mata kuliah yang berhubungan dengan moral mahasiswa juga perlu mendapatkan perhatian serius. Mata kuliah etika keperawatan, serta mata kuliah komunikasi keperawatan sebenarnya perlu diberikan secara ketat untuk meunculkan perilaku caring yang baik pada mahasiswa. Kesimpulan 1. Mahasiswa Akper Pemkab Pamekasan sebagian besar memiliki motivasi yang baik. 2. Mahasiswa Akper Pemkab Pamekasan sebagian besar memiliki skor tinggi. 3. Mahasiswa Akper Pemkab Pamekasan sebagian besar memiliki perilaku caring yang baik. 4. Motivasi mahasiswa keperawatan memiliki hubungan dengan perilaku caring dalam memberikan asuhan keperawatan. 5. Kepribadian mahasiswa keperawatan tidak memiliki hubungan dengan perilaku caring dalam memberikan asuhan keperawatan. Saran 1. Bagi profesi keperawatan: membentuk motivasi yang kuat serta kepribadian yang memiliki jiwa dalam melahirkan hendaknya dilakukan sejak pertama, yaitu pada proses awal pendidikan keperawatan. 2. Bagi instansi pendidikan keperawatan: tenaga pengajar yang alam hal ini dosen harus membimbing dan memotivasi mahasiswa agar mahasiswa memiliki semangat yang kuat serta kepribadian yang sesuai dengan profesi keperawatan. 3. Bagi rumah sakit (lahan praktik): Kerjasama yang baik antara dosen, pembimbing klinik melalui teknik bimbingan yang baik dan benar, diharapkan mahasiswa praktik dapat meningkatkan layanan pemberian asuhan keperawatan yang ada. 4. Bagi responden: Mahasiswa praktik klinik keperawatan (PKK) sebagai calon perawat yang profesional dapat melatih diri sendiri menjadi pribadi yang sesuai. Memiliki motivasi yang kuat serta mengasah kepribadian dapat memberikan kemudahan kepada mahasiswa dalam menjalani profesinya sebagai perawat. 5. Bagi penelitian yang akan datang, kepribadian merupakan hal yang memang sudah ada dalam diri setiap mahasiswa, namun motivasi cenderung berubah. Penelitian yang akan datang diharapkan bisa meberikan follow up, sehingga dapat diketahui dengan jelas motivasi pada mahasiswa. selain itu pengamatan untuk perilaku caring lebih diutamakan menggunakan observasi. Daftar pustaka Agustin . 2003. Perilaku Caring Perawat dan Hubungannya dengan Kepuasan Klien di Instalasi Rawat Inap Bedah Dewasa Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Tesis Tidak dipublikasikan. Universitas Indonesia Akhmad Sudrajat. (2008). Teori-teori Motivasi. Diambil tanggal 10 November 2013 dari http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/06/teori-teori-motivasi/ Akhmad Sudrajat. 2008. Teori-teori Motivasi. Diambil tanggal 10 November2009 darihttp://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/06/teori-teori-. Diakses tanggal 28 september 2013 Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Barrick, M.R. & Ryan, A.M. 2003. Personality and work: Reconsidering the role of personality in organization. San Farnsisco: Jossey-Bass Blais. 2007. Praktik keperawatan profesional konsep perspektif, Edisi 4, Jakarta: EGC Daniels, J., Roach, B. T. 1987. “Taxonomy And Evolution”. In D’Heinz (Eds). Sugarcane Improvement Through Breeding. Development In Crop Science II. Elsevier. Djamarah, dan Aswan Zain .2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Dorland W. A. N. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Terjemahan Huriawati. Hartanto. Edisi pertama. Jakarta : EGC. Dwidiyanti, M. 2007. Caring : Kunci Sukses Perawat/Ners Mengamalkan Ilmu. Semarang : Penerbit Hasani Halim, Magdalena S. & Boon van Ostade. 2002. Differences in Big Five Factors of Personality Between American and Indonesian Students. Scientific Program and Abstracs. XVI Congress of the International Association for CrossCultural Psychology. Yogyakarta: tidak diterbitkan. Hosmer DW. and Lemeshow S. 1989. Applied Categorical Data Analysis. New York and Basel: Marcel Dekker, Inc. Idrawati & Widhiarso. 2010. Pengujian Ketahanan Penskalaan Format Forced Choice dan Likert terhadap Respon Tipuan. http://www.psikologi.ugm.ac.id/ diakses tanggal 01 Oktober 201. John & Rivasta. 1999. The Big Five Trait Taxonomy: History, Meassurement, and Theorytical Perspective, http://www.uoregon.edu/ publication.html. diakses tanggal 29 Oktober 2013. Laili D. 2009. Hubungan Perilaku Caring Perawat Terhadap Kepuasan Ibu Pasien Pada Pelayanan Asuhan Keperawatan di Irna Anak RSUD. Dr. Soetomo Surabaya. Skripsi Tidak dipublikasikan. Universitas Airlangga Surabaya Malini. 2009. Hubungan kecerdasan spiritual dengan perilaku caring perawat di RS DR. M. Djamil Padang. Jurnal Penelitian Universitas Andalas dibuka pada tanggal 06 September 2013 dari http://lp.unand.ac.id. Mastuti. 2005. Analisis Faktor Alat Ukur Kepribadian Big Five Personality (Adaptasi Dari IPIP) pada Mahasiswa Suku Jawa. http://www. Journal.unair.ac.id/filer/pdf. Diakses tanggal 28 September 2013 Mc Crae, R, R, & Costa Jr., 1997. Personality Trait Structure as a Humanuniversality. American Pshycologist. Muhlisin. 2008. Aplikasi Model Konseptual Caring dari Jean Watson dalam Asuhan Keperawatan. Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1997-2697 No.3, September 2008: 147-150. http://www.eprints.ums.ac.id/1123/I/3i.pdf. Diakses tanggal 28 September 2013 Notoatmojo, 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. 2013. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba medika. Oskouie F.H., et al. 2007. Major Determinants of Caring Behaviour. Journal of Iranian Scientic Nursing Association. Vol.7 No.1. http://www.hcs.harvard.edu/~hhpr/publications/previous/06s/Oskouie_et_al.pdf. Diakses tanggal 28 September 2013 Pervin, L.A, & John, O.P. 1993. Personality; Theory and Research. 8 ed. New York: John Willey & Sons, Inc. Poeter, P, Patricia A. 1998. Fundamentals of Nursing: Concepts, Procces, and Practice. Jakarta: EGC Purwanto, Ngalim. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sardiman, A.M. 2000. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Setiawan. 2003. Kamus 2.03. http://www. Ebsoft.web.id. diakses tanggal 29 September 2013 Sugiono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Suliman, A.M., Rahman A., 2010. Personality Traits and Workperformance in a Duty-Free Industry. International Journal of Commerce and Management. Vol.20 No.1, 64-82 Suminar, D., Handoyo, S., Hartini, N., & Suryanto. 1997. Validasi Konstrak Personality Characteristic Inventory. Laporan Penelitian. Surabaya: lembaga penelitian Universitas Airlangga. Tidak diterbitkan Suprihatin, E. 2009. Hubungan Faktor Individu dan Faktor Organisasi dengan Perilaku Caring Perawat di Instalasi Rawat Inap RSID Kota Bandung. http://www.lontar.ui.ac.id/ diakses tanggal 29 September 2013 Taufik. 2007. Prinsip-Prinsip Promosi Kesehatan dalam Bidang Keperawatan. Jakarta: CV. Infomedika Tomey Marriner A. 2006. Nursing Theory and Their Work Seventh Edition. Elsevier health science. Waterman, A,M. 2007. A Case Study of Caring in Nursing Education. Unpublished Disertation for the Degree Doctor of Phylosophy in the Graduate. School of the ohio state university. http://www.ohiolink.edu/etd/send-pdf.cgi/w. Diakses tanggal 25 September 2013. Weller, B. F. 2005. Kamus Saku Perawat (ed. 22). Jakarta: EGC Winardi. 2007. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Cross sectional study in Pamekasan Nursing Academy By: Abdan Syakura TENAGA PENGAJAR DI SMK AL HAMIDY BANYUANYAR
Share this article :
 
Support : Petotu - All Rights Reserved
Template Created by Mastemplate Proudly powered by Blogger