FAKTA BAHAYA PORNOGRAFI BAGI KEJIWAAN
Mau kah anda berfikiran sehat, norman, dan tidak jorok..? "Solusinya, jahui pornografi..!!!
Astaghfirullah, begitu dasyat dampak negatif
pornografi bagi otak kita. Kegagalan otak dan Kerusakan yang dapat
ditimbulkan pornografi bagi pecandunya dari sisi kejiwaan tidak terlepas
dari bekerjanya 4 jenis hormon tubuh, yaitu dopamin, neuroepinefrin,
serotonin, dan oksitosin.
Berikut cak edi akan kupas tuntas menurut para ahli dan dari segi agama, beserta contoh:
a. Dopamin
Dopamin
bekerja untuk menimbulkan sensasi puas, senang, lega, gembira dalam
dada. Namun, dopamine juga bekerja menuntut peningkatan level
kenikmatan.
Contoh dalam kasus pornografi, misal
seorang remaja pertama kali merasa senang bisa melihat gambar syur,
berikutnya dopamin akan menuntut peningkatan kepuasan. Remaja tadi
menjadi rasa ingin mengulang dan menambah, ganti gambar dan suara, terus
gambar suara dan gerak, lagi…lagi…dan lagi. Seperti orang bermain game,
ia akan merasa puas jika berhasil naik ke level permainan berikutnya.
Sebagai ilustrasi dapat diabil contoh berikut (contoh ini bukan untuk ditiru!)
1. Pertama kali ketika melihat gambar syur di internet, si A akan berteriak ” Oh my god gambar apa itu?! ” ( sambil tutup mata tetapi tetap mengintip di sela jarinya )
2.
Hari berikutnya Si A kan mengatakan, “Emm, kemaren gambar apa ya …
penasaran? Kemudian si remaja A itu akan mengunjungi lagi situs yang
menampilkan gambar syur tersebut. Dilihatnya terus….,
3. Kemudian hari, si A harus melihat gambar yang lebih “panas” agar bisa merasakan sensasi yang ” Lebih wow! “
4. Begitu seterusnya… dari melihat, ingin memegang , lalu ingin melakukan, ….. lebih parah…, terus dan terus…
"Bahkan,
ketika akhirnya si korban kecanduan pornografi bisa melakukan zina,
dopamin akan mengajak untuk mencari kepuasan bentuk lain dengan level
lebih tinggi.
Terjadilah penyimpangan seksual
dengan bentuk-bentuk atau teknik perzinaan yang abnormal, misal dengan
binatang, melalui penyiksaan, berzina dengan mayat, bertukar pasangan,
atau dengan teknik yang ganjil. (Naudzubillahi min dzaalik!)
Barangkali, level-demi level itulah yang sudah pernah diingatkan dalam Al Quran dalam surat Al Baqarah: 208 “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. “Bujukan
jahat syaithan tidak serta merta menyuruh orang berbuat zina, melainkan
setahp-demi setahap. Efek hormon dopamin dapat menjadi ilustrasi yang
tepat untuk hal itu.
Itulah parahnya hormon dopamin yang dipaksa bekerja secara terus menerus oleh pornograf..!!!
b. Hormon Neuroepinefrin
Hormon
epinefrin sebenarnya bekerja untuk memantik ide-ide kreatif. Misal
seorang pebisnis sejati, otaknya dipenuhi dengan yang namanya peluang
dan keuntungan.
Melihat sebuah kejadian, ia akan
berpikir tentang peluang usaha yang bisa dijadikan ladang uang atau
sumber bisnis baru. Instingnya dalam hal bisnis tajam!
Sayangnya,
jika hormon ini sudah dikendalikan oleh pornografi yang bersifat
merusak, otak pecandu pornografi juga akan selalu dipenuhi dengan yang
namanya pornografi dan seksualitas.
Apabila ia melihat gambar yang merangsang sedikit saja, otak akan berpikir “kreatif” untuk berlaku menyimpang.
Kalau
ada perempuan yang memakai baju terbuka, mungkin orang normal hanya
akan berkata ” Wanita itu sungguh menggoda” . Namun bagi orang yang
sudah kecanduan pornografi, akan berfikir, “Bagaimana ya rasanya berzina
dengan dia…, ( Naudzubillah tsumma naudzubillah!)
"Itulah yang dirasakan orang yang sudah berurusan dengan pornografi. Jiwa dan pikirannya mulai rusak!
Akibatnya,
para pecandu pornografi tidak bisa berfikir jernih, malas menuntut
ilmu/ belajar, dan malas berpikir kreatif. Hal itu karena otaknya sudah
dipenuhi dengan daftar kosakata atau kejadian yang bisa otak yang selalu
bersambungan dengan yang namanya seks.
Inilah kerja hormon neuroepinefrin yang sudah disutradarai oleh pornografi.
Bukankah Alloh SWT dengan penuh cinta sudah pernah mengingatkan manusia, “Barangsiapa yang berpaling dari mengingat ar-Rahman maka akan Kami jadikan syaitan sebagai pendamping yang selalu menemaninya.”
(QS. az-Zukhruf: 36)
c. Hormon Serotonin
Hormon
serotonin bekerja untuk memunculkan rasa nyaman dan tenang. Misal
seseorang yang senang melihat pemandangan, ketika hatinya gundah ia akan
pergi keluar untuk melihat pemandangan alam supaya hatinya tenang.
Itulah efek kerja dari hormon serotonin, yaitu membuat seseorang merasa nyaman saat hormon itu keluar.
Ketika
seseorang bersentuhan dengan yang namanya pornografi, hormon itupun
keluar. Efeknya, setiap pecandu pornografi itu orang itu jengah, sedih,
tertekan, atau stress, dia akan lari ke pornografi ! Karena itu yang
membuatnya tentram.
Padahal solusi untuk ketentraman hati sudah pernah pula disampaikan dalam Al Quran melalui lisan Rasul SAW yang mulia, (yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan
mengingat Allah subhanahu wa ta`ala. Ingatlah! Hanya dengan mengingat
Allah –lah hati menjadi tentram. (QS. Ar-Ra’d: 28)
d. Hormon Oksitosin
Oksitosin sering dikenal sebagai “hormon cinta” karena
hormon ini berhubungan erat dengan hubungan cinta suami istri,
kesuburan, kontraksi selama persalinan dan kelahiran, dan pelepasan ASI
saat menyusui. Hormon ini pula yang membantu kita merasa baik, dan itu
memicu perasaan & perilaku untuk memelihara.
Itulah
sistem kerjanya si hormon okitosin yang dapat membuat ikatan batin dan
kejiwaan yang mendalam antara ibu dan anaknya. Hanya saja, bagaimana
jika ikatan itu terjadi dengan pornografi?!!
Pornografi
itu membuat hormon oksitosin bekerja secara terus menerus pada saat si
orang tersebut mengakses pornografi. Akibatnya, pecandu tersebut menjadi
terikat secara batin dengan pornografi! naudzubillah.
Inilah
yang memunculkan rasa “butuh dan ketagihan”. Orang yang kecanduan
pornografi memiliki rasa butuh, candu, tidak nyaman, jika tidak melihat
pornografi selama beberapa hari.
Secara kejiwaan , berikut contoh-contoh perilaku yang ditunjukkan oleh korban kecanduan pornografi.
1). Terbentuk sifat kasar secara seksual yang semakin meningkat terhadap wanita.
2). Mulai menyepelekan perkosaan sebagai tindak kejahatan atau tidak lagi menganggapnya sebagai kejahatan.
3). Terbentuk persepsi yang menyimpang terhadap seks.
4).Muncul
hasrat yang besar terhadap jenis pornografi yang lebih menyimpang,
aneh, atau kejam (s3ks yang normal tidak lagi dirasakan memuaskan).
5).Menghilangkan nilai penting perkawinan dan mengurangi keyakinan bahwa perkawinan merupakan ikatan yang sah.
6).Memandang seks bebas sebagai perilaku normal dan alami
Semoga menambah pengetahuan yah . . .